Perkenalkan saya Hafiza Azzahra. Orang-orang yang mengenal saya biasa memanggil dengan panggilan hafiza, fiza, atau za. Saya lahir di Sungailiat, tanggal 20 Juni 1999. Saya merupakan anak pertama dari 3 (tiga) bersaudara. Oh ya, saya mempunyai hobi dalam dunia seni seperti menari, bernyanyi dan bermusik. Hal-hal yang tidak membuat otak untuk berpikir terlalu keras, seperti matematika. Tetapi anehnya saat kuliah saya malah mengambil konsentrasi dibidang yang berkaitan erat dengan perhitungan, yaitu biostatistik. Walau begitu,setidaknya saya bisa menyelesaikan studi S1 dengan cukup baik.
Riwayat pendidikan saya dimulai dari TK Trisula Pangkalpinang. Kemudian saya melanjutkan pendidikan ke sekolah dasar yaitu SD Negeri 10 Pangkalpinang. Saya beberapa kali pindah selama masih duduk di sekolah dasar karena ayah didinaskan ke luar kota sebab pekerjaan. 1 tahun lebih bersekolah di SD Negeri 10 Pangkalpinang saya pindah ke SD Negeri 3 Sekayu. Sekayu merupakan salah satu daerah kabupaten di Provinsi Sumatera Selatan. Di SD Negeri 3 Sekayu saya hanya menjalani pendidikan selama kurang lebih 2 tahun sampai akhirnya ayah didinaskan kembali ke Kota Pangkalpinang, Bangka Belitung. Di Pangkalpinang saya masuk ke salah satu sekolah yang berada di daerah Air Itam yaitu SD Negeri 21 Pangkalpinang. Disana saya mengenyam pendidikan sekolah dasar hingga lulus.
Setelah lulus dari sekolah dasar saya mendaftar ke SMP Negeri 6 Pangkalpinang karena lokasi sekolah yang lumayan dekat dengan rumah. Selama 3 tahun saya menjalani kegiatan belajar hingga lulus dan melanjutkan pendidikan ke SMA Negeri 2 Pangkalpinang yang lokasinya bersebelahan dengan SMP Negeri 6 Pangkalpinang. Setelah lulus SMA saya kemudian mendaftarkan diri ke salah satu perguruan tinggi Indonesia yang berada di Sumatera Selatan yaitu Universitas Sriwijaya. Saya mengambil jurusan Kesehatan Masyarakat dengan konsentrasi Biostatistik dan Sistem Informasi Kesehatan. Saya mengenyam perkuliahan selama 6 tahun hingga akhirnya lulus di Desember tahun 2023.
Perjalanan pendidikan yang saya tempuh dari TK sampai S1 bukanlah perjalanan yang sederhana dan singkat. Di kelas saya bukanlah orang yang terlalu menonjol. Bisa dibilang orang dengan kehidupan "rata-rata". Terkadang menjadi bagian dari "rata-rata" terasa cukup sulit. Sulitnya adalah ketika ingin mencoba naik ke tingkat yang lebih tinggi tetapi kemampuan yang dimiliki hanya berada pada level mid. Kita semua tau semua keinginan membutuhkan usaha agar dapat tercapai. Seperti kata pepatah "usaha tidak akan mengkhianati hasil"—meskipun terkadang ada saja hasil yang mengkhianati. Waduh!
Walau kemampuan yang saya miliki hanya berada pada level mid, tetapi selama menjalani pendidikan saya juga pernah mencetak prestasi. Saat masih duduk di sekolah dasar saya mendapat peringkat ke-3 ujian nasional. Saat itu saya sendiri pun agak terkejut—orang seperti saya ini ternyata bisa mencapai hasil seperti itu. Saat SMP saya aktif ikut dalam kegiatan ekstrakurikuler menari dan mengisi berbagai macam acara sekolah dan perlombaan. Sekolah yang saya wakilkan dalam perlombaan menari antar sekolah mendapatkan juara ketiga—dari tiga peserta, HAHA. Ternyata saat itu sekolah yang mendaftar dalam perlombaan menari hanya 3 sekolah karena beberapa sekolah ada yang terlambat mendaftar. Entah itu dapat dikatakan keberuntungan atau tidak.
Semasa SMA saya pernah ikut dalam perlombaan sastra bahasa indonesia namun tidak membawa juara. Setidaknya saya membawa pengalaman berharga dan juga teman-teman baru yang saya temui saat perlomabaan. Saya juga aktif di pramuka dan mengikuti berbagai macam kegiatan dan perlombaan. Tentu beberapa perlombaan pramuka yang diadakan pernah kami juarai.
Diperkuliahan saya pernah dipercayakan ikut serta dalam penelitian payung bersama dosen pembimbing skripsi dalam penelitian yang dilakukan melalui kerjasama antara Jurusan Biostatistik dan Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya dengan Walikota dan Dinas Kesehatan Kota Palembang dalam membuat buku profil Covid-19 Kota Palembang. Dalam penelitian tersebut saya ikut andil dalam melakukan perhitungan data statistik dan visualisasi data guna melihat penyebaran Covid-19 di Kota Palembang. Dari data penelitian ini juga saya manfaatkan sebagai bahan skripsi.
Enam tahun saya menempuh pendidikan S1 di Universitas Sriwijaya sampai akhirnya lulus, tentu banyak hal yang sudah terjadi. 2 tahun keterlambatan yang saya alami sempat membuat saya merasa tidak percaya diri. Saya juga merasakan fase dimana saya mempertanyakan diri sendiri apa yang harus saya lakukan setelah lulus? Apakah saya memiliki kemampuan nantinya dalam dunia pekerjaan? Apakah ada yang mau menerima orang dengan kemampuan "rata-rata" dalam melakukan pekerjaan? Belum lagi sebagai anak pertama dan seorang kakak bukankah harus menjadi contoh yang baik? Bahkan beberapa pertanyaan-pertanyaan yang masih menumpuk di kepala belum menemukan jawaban hingga saat ini. Sebenarnya untuk apa sih kuliah kalau pada akhirnya setelah lulus pun harus bersiap menghadapi kenyataan yang lebih pahit kalau tidak semua hal dapat berjalan sesuai dengan apa yang kita harapkan.
Satu hal yang membuat saya ingat untuk selalu bersyukur adalah tumbuh di lingkungan keluarga yang hangat. Orangtua, adik, keluarga besar, dan sahabat selalu hadir memberi dukungan, menguatkan saya agar tidak tenggelam dalam keraguan dan ketidakpercayaan diri. Berkat mereka, saya belajar untuk terus melangkah, percaya pada proses, dan tetap menjadi diri sendiri. Oleh karena itu, untuk menutupi kekurangan yang saya miliki, saya mengikuti berbagai macam kegiatan dalam meningkatkan skill yang nantinya dapat berguna dalam pekerjaan. Sebagai contoh saya mengambil pelatihan K3 bersertifikasi Kemnaker RI, lalu ikut bimbel toefl guna meningkatkan kemampuan bahasa inggris, dan juga mengikuti kursus komputer supaya lebih paham dalam menggunakan Microsoft Office dan internet. Saya juga aktif apply pekerjaan di platform atau aplikasi pencari kerja seperti Jobstreet, Glints, dan grup telegram yang sering menyebarkan brosur loker khusus K3. Bagi saya, semua ini jauh lebih baik daripada berdiam diri dan terus-menerus menyalahkan diri sendiri atas ketidakmampuan menghadapi realita setelah lulus sebagai sarjana dan belum memperoleh pekerjaan.
Melalui blog ini, saya ingin berbagi cerita, pemikiran, dan pengalaman hidup yang mungkin bisa menginspirasi, atau sekadar menemani langkah kecil siapa pun yang membacanya. Saya percaya bahwa setiap orang sedang berjuang dengan caranya masing-masing, dan terkadang, membaca pengalaman orang lain bisa menjadi pengingat bahwa kita tidak sendirian.
Semoga apa yang saya tulis di sini bisa menjadi ruang yang hangat—bukan sekadar blog tentang profil diri, tetapi tempat untuk saling belajar, tumbuh, dan menerima diri sendiri, satu hari dalam satu waktu. Terima kasih telah berkunjung dan meluangkan waktu untuk membaca. Mari terus melangkah, meski perlahan, karena setiap langkah tetap membawa arti.
No comments:
Post a Comment